Apa yang mendorong kebutuhan investasi Indonesia dalam infrastruktur jaringan?

Dalam beberapa tahun terakhir, kami melihat peningkatan penggunaan perangkat seluler yang utamanya didorong oleh anak muda dan penggunaan media sosial.  Sebagai contoh, Facebook sangat populer di Asia dan memiliki tingkat penggunaan tertinggi di dunia. Menurut laporan Ericsson Consumer Lab, aktivitas ini mengakibatkan meningkatnya penetrasi fixed broadband dengan tingkat pertumbuhan ~9 persen dari tahun ke tahun. *

Saatnya melakukan peningkatan

Untuk mengakomodasi peningkatan pola lalu lintas data yang tak terprediksi dan tergantung pada permintaan yang menjadi ciri khas internet modern, jaringan yang menghubungkan pusat-pusat data harus dibangun dan dioperasikan dengan cara yang berbeda. Kini,  penyedia layanan menjumpai banyak tantangan, seperti mengoperasikan sistem lama, bekerja dengan penawaran layanan jaringan yang tertunda, serta memastikan bahwa konsumen di lokasi dengan populasi padat seperti Jakarta dan Medan menerima tingkat layanan dengan kualitas tinggi. 

Jika operator dan penyedia layanan saat ini ingin terus dapat mendukung layanan digital yang tak terprediksi dan tergantung pada permintaan seperti yang ada sekarang, mereka perlu pendekatan interkonektivitas yang lebih cerdas.

Seberapa jauh penyedia layanan meningkatkan infrastruktur mereka?

 Bagi penyedia layanan, peningkatan jaringan untuk mengikuti permintaan kapasitas masih tetap menjadi rintangan besar. Kami melihat perubahan saat penyedia layanan mulai mengintegrasikan kecerdasan ke dalam jaringan mereka. Pendekatan infrastruktur yang sesuai tidak hanya lebih akurat secara eksponensial dalam memperkirakan permintaan bandwidth, tetapi juga lebih cepat karena menghapuskan kebutuhan campur tangan manusia dan proses manual. Hasilnya adalah jaringan yang lebih andal, kuat, dan hemat biaya yang dapat mengimbangi berbagai macam perkembangan dalam dunia digital.

Bagaimana kami dapat membantu operator jaringan di Indonesia berubah?

Kunci utama transformasi jaringan di wilayah mana pun, termasuk Indonesia, adalah kemampuan beradaptasi. Arsitektur jaringan adaptif Ciena memandang jauh melampaui automasi untuk memastikan jaringan dapat beradaptasi terhadap perubahan. Di benua seperti Asia, tempat media sosial begitu populer, operator harus mampu menyesuaikan kebutuhan bandwidth seketika. Jaringan adaptif menggunakan automasi yang diarahkan oleh kebijakan berbasis tujuan serta monitor, perbaikan, dan pengoptimalan mandiri dengan terus-menerus menilai status jaringan. Jaringan ini dibentuk berdasarkan tiga elemen utama: analisis & kecerdasan, kendali dan automasi perangkat lunak, serta infrastruktur yang dapat diprogram.

Akuisisi kami atas Packet Design baru-baru ini menghadirkan peluang lain bagi kami untuk membantu klien dalam transformasi jaringan mereka. Hadirnya Packet Design membantu mempercepat strategi perangkat lunak automasi kecerdasan kami, yang disediakan oleh Blue Planet. Blue Planet kini merupakan satu-satunya platform automasi jaringan yang menyediakan dukungan multidomain, multivendor, dan multilapis di seluruh Lapisan 0-3 jaringan, yang memberi kami rentang terluas dalam kemampuan automasi siklus tertutup di pasar.

Menyatukan Udara, Darat, dan Laut

Ekonomi digital akan terus berkembang di seluruh ASEAN. Kerja sama antara operator jaringan dan vendor akan memainkan peran utama dalam memastikan kesiapan jaringan menangani permintaan sambungan yang tidak biasa. 

Kami yakin bahwa jaringan harus makin cerdas, makin gesit, dan lebih responsif dari hari ke hari, dan belajar dari pengalaman kami, kesempatan terbaik untuk mencapai visi ini adalah melalui jaringan yang sungguh-sungguh bisa beradaptasi.

Pelajari lebih banyak tentang Jaringan Adaptif di Ciena.com.

* Laporan di bawah ini diambil dari laporan Ericsson Consumer Lab